![]() ![]() The paper aims to analyze both Sundanese poetries of guguritan and pupujian which used as rules of translation of the Qur'an. Sebuah upaya bagaimana orang Sunda menegosiasikan ekspresi estetiknya tentang kitab suci dengan menyerap sekaligus mempengaruhi sastra Islam ke dalam atau melalui sastra Sunda. Kajian ini signifikan tidak saja menunjukkan resepsi orang Sunda terhadap Al-Qur'an dan sastra Arab, tetapi juga memperlihatkan komitmen orang Sunda terhadap Islam dan sastra Sunda. ![]() Terjemahnya tidak terlalu taat pada bahasa sumber, karena mengutamakan kaidah puisi dan pencapaian makna. Dengan menggunakan kajian interteks dan analisis terjemah, kajian ini menunjukkan bahwa terjemah puitis guguritan dan pupujian lebih kompleks dibanding terjemah puitis lain, karena sangat terikat oleh aturan metrum sehingga cenderung mengarah pada terjemah tafsīriyyah. Terdapat sedikitnya dua karya guguritan dan tiga karya pupujian Al-Qur'an. Sedang pupujian atau nadoman merupakan nyanyian puji-pujian di pesantren dan masjid-masjid saat menunggu waktu salat. Guguritan dinyanyikan dengan diiringi kacapi-suling. Keduanya merupakan puisi lokal yang dijadikan lirik tembang atau nyanyian. Kajian ini bertujuan menganalisis puisi guguritan dan pupujian Sunda yang digunakan sebagai pola terjemah Al-Qur'an. ![]()
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |